Setelah menggoreng ayam krispi atau tempe, pernahkah kamu langsung menuang sisa minyak panas ke kitchen sink? Jika iya, kamu tidak sendirian moms! Survei dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menunjukkan bahwa 67% rumah tangga di Indonesia masih membuang minyak bekas langsung ke saluran air. Meskipun kebiasaan ini terasa praktis, tahukah kamu bahwa tindakan tersebut bisa merusak saluran pipa, mencemari lingkungan, dan bahkan mengancam kesehatan?
Artikel ini akan membahas bahaya dari membuang minyak goreng sembarangan di kitchen sink, lengkap dengan data terkini dan solusi ramah lingkungan yang mudah diterapkan. Ayo, simak moms sampai selesai
1. Bahaya Membuang Minyak Goreng di Sink
Merusak Saluran Pipa dan Menyebabkan Penyumbatan
Minyak goreng yang dibuang saat masih panas akan mengalir dengan mudah, tetapi begitu dingin, ia akan membeku dan menempel di dinding pipa. Seiring berjalannya waktu, lapisan minyak ini akan mengeras seperti lemak (fatberg), menyempitkan saluran, dan pada akhirnya menyebabkan penyumbatan.
Fakta: 80% kasus penyumbatan saluran rumah tangga disebabkan oleh lemak dan minyak bekas.
Biaya Perbaikan: Untuk memperbaiki saluran yang tersumbat, biayanya berkisar antara Rp.500.000 atau sampai Rp.2.000,000 tergantung pada seberapa parah kerusakannya.
Mencemari Lingkungan dan Ekosistem Air
Minyak yang mengalir dari saluran rumah bisa mencemari sungai, danau, atau laut. Hanya dengan satu liter minyak bekas, kita bisa mencemari hingga 1 juta liter air (data WWF Indonesia, 2021).
Dampak Lingkungan:
Racun bagi Hewan Air: Minyak menghalangi oksigen dan sinar matahari, yang mengakibatkan kematian ikan, plankton, dan terumbu karang.
Mengganggu Rantai Makanan: Partikel minyak yang tertelan oleh hewan kecil akan terakumulasi di tubuh predator (seperti manusia) melalui proses bioakumulasi.
Pencemaran Air Tanah: Limbah minyak meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air bersih.
Menarik Hama dan Risiko Kesehatan
Minyak yang tertinggal di saluran bisa menjadi daya tarik bagi tikus, kecoa, dan lalat. Hewan-hewan ini dapat membawa bakteri seperti E. coli dan Salmonella, yang merupakan penyebab diare dan keracunan makanan.
2. Solusi Aman Membuang Minyak Goreng Bekas
Dinginkan dan Simpan dalam Wadah Tertutup
- Biarkan minyak bekas benar-benar dingin selama minimal 2 jam, Setelah itu, tuangkan dan saring minyak ke dalam Oil Pot Komodo,
lalu tutup agar kedap udara. Pastikan untuk menutupnya dengan rapat sebelum menggunakannya kembali (Jika minyak gorengnya masih bening atau layak pakai)
- Jika minyak goreng sudah menghitam dan beberapa kali digunakan memasak, sebaiknya kamu membuangnya ke tempat sampah umum, sebelum dibuang, kemas minyak bekas dengan wadah tertutup atau di bungkus di plastik.
Titik Pengumpulan Limbah Minyak Resmi
Beberapa kota di Indonesia kini telah menyediakan bank sampah atau dropbox khusus untuk minyak bekas/jelantah. Cara Cek Lokasi Terdekat untuk penukaran minyak bekas, bisa lihat melalui link berikut: https://mypertamina.id/ucollect-green-movement
3. Tips Pencegahan & Pengurangan Penggunaan Minyak
Terapkan Teknik Memasak Sehat: Kukus, panggang, atau tumis dengan sedikit minyak.
Pilih Jenis Minyak Tahan Lama: Minyak kelapa atau sawit memiliki titik didih yang tinggi (sekitar 230°C), sehingga sangat cocok untuk digunakan 2-3 kali. Hindari menggunakan minyak zaitun untuk menggoreng, karena minyak ini mudah teroksidasi.
Kesimpulan Membuang minyak goreng sembarangan di sink/wastafel bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat merusak lingkungan dan ekosistem dalam jangka panjang. Dengan menerapkan solusi daur ulang dan menggunakan peralatan masak stainless steel yang tepat, kamu bisa berkontribusi untuk menjaga bumi sekaligus menghemat pengeluaran rumah tangga.
Tahukah kamu bahwa spons cuci piring di dapur bisa jadi 200.000 kali lebih kotor daripada dudukan to
Mengapa Membeli Alat Masak Ber-SNI Penting? Moms pernahkah kamu merasa khawatir bahwa alat masak
Pernah melihat noda berwarna kecoklatan pada alat masak stainless steel saat kamu memasak atau saat
Sering merasa pisau cepat tumpul atau rusak padahal baru digunakan beberapa bulan? Bisa jadi, kesala
Pernah bertanya-tanya mengapa talenan stainless steel jadi favorit chef profesional? Bahan yang koko